Al Fatihah

Pembukaan

Penyebutan nama merupakan kepastian alamat tujuan dari sebuah interaksi utk memperjelas eksistensi lawan bicara dan hanya tertuju padanya. Bismillahirrahmaanirrahiim.

Dan penyerahan diripun dimulai, dengan mengakui bahwa yg berjasa atas segala yg terjadi mulai dari ada menjadi hilang, mulai dari sedih menjadi senang, mulai dari hina menjadi mulia, mulai dari sempit menjadi lapang, adalah pemberian dari yg satu. Dan hanya Dia yg patut menerima pujian, sanjungan, pembenaran atas pertolongan dan pengujian, serta yg patut di puja. Alhamdulillahirobbil 'aalamiin.

Mengakui dengan setulusnya bahwa tak ada yg lebih pengasih dan penyayang selain Allah yg telah melimpahkan segala karunia dialam semesta raya. Meyakini yg ada adalah wujud kasih dan sayangnya, terlepas itu baik dan tidak baik, indah dan tidak indah. Arrahmaanirrahiim.

Dan meyakini Bahwa setiap pekerjaan  yg dilakukan, setiap pandangan yg dituju, setiap perkataan yg diucap, setiap perkataan yg dituliskan, setiap ilmu yg di ajarkan, setiap pemberian yg disumbangkan, setiap senyum sapa yg disampaikan, adalah mutlak Hak Nya sebagai pemberi imbalan/pembalasnya. Terlepas dari apapun bentuknya. Maalikiyaumiddiin.

Menyerahkan diri, menghambakan diri, menganggap diri adalah insan yg tidak berdaya jika tanpa pertolongan. Namun pertolongan itu sejatinya hanya berasal dari apa yg selama ini diingatnya. Jika masih mengingat akan makhluk, maka itulah Tuhannya. Jika masih mengingat akan benda, maka itulah Tuhannya. Sebab jika yg diingat adalah selain Allah, maka batal lah ayat ini. Iyya kana'budhu wa iyya kanasta'in.

Dan permohonan pertolongan pun dimulai. Karena kehidupan dunia sejatinya adalah suatu perjalanan, maka permohonan agar diberi petunjuk jalan yg lurus adalah kuncinya agar tak tersesat, terjatuh, kesasar, atau bahkan mentok ditengah jalan. Ihdinasshirootholmustaqiim.

Begitulah bentuk penyerahan diri disertai dengan permohonan agar diberi petunjuk jalan yg lurus agar sampai padanya secara berbondong-bondong bersama orang-orang yg mendapat petunjuk, bukan bersama orang-orang yg tersesat, disesatkan oleh hawa nafsu duniawi dan mereka yg lupa bahwa kehidupan dunia hanyalah perhiasan utk dikenakan di alam akhirat yg abadi. 

Mereka merelakan diri terjebak dalam kesesatan yg nyata, hasrat utk meraih kekayaan harta, kekuatan kekuasaan, kemuliaan anak yg dapat menjadi pujian seluruh makhluk, kecantikan jasad, tingginya derajat dihadapan makhluk yg sejatinya ini semua akan sirna oleh waktu. Kelak, tiada sehelai benangpun yg ikut menyertaimu bertemu denganNya, tiada 1 amalanpun yg patut ditunjukkan dihadapanNya.
Sebab, semua itu akan dibakar di tungku besar yg disebut Neraka, hingga habis tak tersisa dan suci. Karena ada 1 tempat yg tidak menyediakan laci utk benda2 yg kau hasilkan dari dunia ini, tidak ada lagi perbandingan jumlah amalan antar sesama penduduk sebab tlah terhisab/terhitung pada neracaNya, dan tidak ada lagi rasa ketidak-adilan atas apa yg telah diterimanya sebab mereka telah berserah diri, berpasrah serta rela akan ketetapanNya. Shirootholladziina an'amta'alaihim, khoiril maghdhuubi'alaihim waladdhoolliin...

Aamiin.

Qs. 1 ; 1-7

Komentar