Jika dihitung

 Jika dihitung

Akan terdapat perbedaan pada hasil

Jika teridentifikasi pada dua aspek


Kebutuhan

Jika mengacu pada kebutuhan, akan terdapat suatu proses yg telah dilalui. Dan hal tersebut juga merupakan bagian dari hasil, terlepas apapun itu hasil akhirnya, meskipun pada akhir perhitungan lantas tidak memperoleh hasil yg sesuai dgn ekspektasi/target, namun aspek kebutuhan akan suatu proses yg telah berlalu justru beralih menjadi sebuah nilai. Artinya hasil dalam hal ini berorientasi pada "proses alami" untuk pemenuhan kebutuhan.


Kepuasan

Kepuasan dari hasil perhitungan identik dengan hasil yg optimal sesuai dengan ekspektasi, terlepas bagaimanapun proses yg terlalui. Artinya, untuk pemenuhan kepuasan terhadap perhitungan yg dilakukan hanyalah berorientasi pada "ekspektasi/target". Tentu terdapat nilai proses, namun bisa saja terdapat manipulasi didalamnya, karena untuk mencapai target, harus terfokus pada jalan yg sebenar benarnya jalan. Jika terbelokkan, harus diluruskan. Jika terindikasi akan keluar dari target, harus berupaya dengan Plan B, C, D dan seterusnya, sebab kalau tidak, maka tak puas lah.


Itulah mengapa kadarnya ikhlas (rela) setiap yg berhitung itu berbeda rasa.

Ada yg rela meskipun hitungannya meleset, namun proses yg dilalui telah sesuai dengan proses peningkatan kualitas kehidupan.

Ada pula yg rela hanya ketika ekspektasi/target telah tercapai. Terlepas dari proses yg berkesinambungan atau bahkan tidak terdapat peningkatan terhadap kualitas kehidupan.


Namun jika dilepas

Maka tak pernah ada hasrat untuk menghitung.

Sebab, kehidupan dunia sejatinya merupakan perjalanan menuju kematian. Apapun jalan yg dilalui, pada akhirnya tentu akan menghadapi kematian yg tak akan mungkin terelakkan. Lalu mengapa harus terus memperhitungkan sesuatu yg lantas dapat menghentikan langkah untuk mengarungi perjalanan hidup yg semestinya dilalui dengan penuh rasa berterima dan rela dengan apa yg telah tersajikan. 

Mengapa lantas timbul hasrat untuk memperhitungkan segala sesuatu yg akan dihadapi, sementara segala sesuatu yg akan terjadi masih abstrak dan tak terprediksi. Maka terabaikan lah apa yg telah tersaji jika lantas seseorang telah meluangkan waktunya hanya untuk terjebak dalam perhitungannya yg fana.

Pantaslah timbul hasrat untuk dapat hidup seribu tahun lamanya, sebab sehari belum cukup waktu yg diperlukan untuk meraih segala yg telah diperhitungkan.

Pantaslah Tuhan mengklaim bahwa manusia adalah makhluk yg merugi.

Hikmah Qs. 103: 1-3





Komentar